Blogger templates

Rabu, 12 Maret 2014

PANDUAN KREATIF MEMBUAT BAHAN AJAR INOVATIF

SAATNYA  MEMBUAT BAHAN AJAR INOVATIF

A.      Dari Bahan Ajar Konvensional Ke Bahan Ajar Inovatif
Kapan lagi pendididkan kita akan maju jika para pendidik sudah mengalami kemiskinan motivasi untuk mengembangkan diri? Pengembangan diri sangat penting, seperti peningkatan jenjang pendidikan, ataupun sertifikat profesi pendidik (sebagai tanda atau bukti pendidik professional). Akan tetapi pengembangan diri mestinya juga merambah hingga pada ranah non fisik, meliputi cara pandang, paradigma berfikir, sikap, kebiasaan, profesionalisme, maupun perilaku dalam mengajar.
Dampak dari kemiskinan pengembangan diri itu adalah banyak pendidik, baik guru maupun dosen, yang tidak mampu menyelenggarakan pembelajaaran yang menarik dan menyenangkan.
Para pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar yang monoton, pokoknya yang sudah tersedia dan tinggal pakai, serta tidak perlu harus bersusah payah membuatnya. Sehingga pada akhirnya, yang harus menjadi korban adalah peserta didik. Peserta didik akan merasa bosan mengikuti proses pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien.
Oleh karena itu Para pendidik perlu membangun kreativitas mereka sendiri agar mampu membuat bahan ajar yang inovatif. Kita harus dapat berfikir secara positif mengenai potensi diri kita. kemudian kita ubah persepsi kita tentang halangan dan hambatan menjadi peluang serta tantangan yang dihadapi dan dilakukan. Ini semua adalah cara yanhg efektif untuk mengubah diri menjadi pribadi yang berkualitas  dan cerdas.
Setelah factor internal dikuasai, dikendalikan, dan diluruskan, maka factor eksternal akan jauh lebih mudah untuk dikuasai. Kita hanya perlu mempelajari tentang apa itu bahan ajar, apa saja unsure-unsurnya, serta bagaaimana strukturnya, cara penyusunannya, dan cara pengembangannya, maka kita sudah mampu menjadi pendidik yang kreatif membuat bahan ajar inovatif.
Pertama-tama, yang harus kita pahami adalah apa itu bahan ajar. Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya.
Dan pengertian-pengertian tersebut, setidaknya kita sekarang tahu bahwa jika buku atau program audio, video serta computer berisi materi pelajaran yang “dengan sengaja” dirancang secara sistematis, walaupun dijual dipasaran bebas, maka bahan-bahan ini dapat dinamakan bahan ajar. Namun jika tidak dirancang secara sistematis, maka kita tidak bias menyebutnya sebagai bahan ajar, walaupun bahan-bahan ini mengandung materi pelajaran. Itulah letak perbedaan antara materi bahan ajar  dan yang bukan bahan ajar.
Mutu pembelajaran menjadi rendah ketika pendidik hanya terpaku pada bahan-bahan ajar yang konvensional tanpa ada kreatifitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut secara inovatif.
Namun berbeda halnya jika kita mempunyai keberanian untuk melepaskan diri dari belenggu kemalasan dan mendobrak kebiasaan buruk itu dengan berupaya secara kreatif menciptakan bahan ajar sendiri, yang lebih menarik, lebih variatif, dan sesuai dngan konteks social budaya peserta didik, maka hal ini akan menjadi upaya yang inovatif dan sangat baik. Dan ini pulalah yang menjadi salah satu langkah penting untuk bisa memajukan kualitas pendidikan kita.
B.       Potensi Sumber Belajar yang Melimpah
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis. Dari penggalan definisi tersebut, tersirat sebuah maksud bahwa bahan ajar disusun menggunakan bahan – bahan dari berbagai sumber seperti buku, orang (pendidik atau nara sumber), pesan, lingkungan, dan lain sebagainya. Jadi untuk menyusun sebuah bahan ajar, dibutuhkan adanya sumber bahan ajar, atau istilah yang lebih akrab dipendengaran kita yaitu sumber belajar.
Sumber belajar memiliki peran yang amat penting dalam hubungannnya dengan penyusunan bahan ajar. Dari sumber belajarlah, kita dapat memperoleh berbagai macam kebutuhan bahan ajar. Untuk memahami mengenai unsur-unsur yang bisa menjadi sumber belajar, paling tidak kita harus terlebih dahulu memahami maksud dari sumber belajar itu sendiri.
Sumber belajar pada dasarnya adalah segala sesuatu yang (bisa berupa benda, data, fakta, ide, orang dan lain sebagainya yang bisa menimbulkan proses belajar. Adapun contoh sumber belajar ini antara lain buku paket, modul, LKS, realita (benda nyata yang digunakan sebagai sumber belajar), model, maket, bank, museum, kebun binatang, pasar dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat pula kita pahami bahwa sumber belajar itu sebetulnya sangat melimpah di sekeliling kita. Kita bisa memungut dan mengolahnyya kapan saja. Kita juga bisa mendapatkannya di mana saja. Di sini, tinggal bagaimanaa kemauan dan kemampuan kita – para pendidik – untuk memanfaatkan dan mengolahnya menjadi sebuah bahan ajar yang menarik dan inovatif. Kita bisa dengan mudah menelusuri, mencari dan mendapatkan sumber belajar yang kita butuhkan. Dan, pada umumnya yang menjadi pusat sumber belajar selama ini adalah perpustakaan.

C.      Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar
Pada bagian ini saya perlu menjelaskan tentang fungsi, tujuan, dan kegunaan pembuatan bahan ajar. Melalui penjelasan ketiga hal ini, saya berharap dapat membuka mata hati dan pikiran kita semua bahwa pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntutan bagi setiap pendidik. Hal ini mengingat pekerjaan membuat bahan ajar memiliki kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
1.      Fungsi pembuatan bahan ajar
a.       Bagi Pendidik
1)      Menghemat waktu pendidik dalam mengajar.
2)      Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.
3)      Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
4)      Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran.
5)      Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
b.      Fungsi Bagi Peserta Didik
1)      Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau peserta didik lainnya.
2)      Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja.
3)      Peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing.
4)      Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
5)      Membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri.
6)      Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
c.       Fungsi bagi Strategi Pembelajaran yang Digunakan
1)      Pembelajaran Klasikal
a)      Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran.
b)      Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2)      Pembelajaran Individual
a)      Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.
b)      Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi peserta didik dalam memperoleh  informasi.
c)      Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
3)      Pembelajaran Kelompok
a)      Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok.
b)      Sebagai bahan pendukung bahan ajar utaama, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2.      Tujuan pembuatan bahan ajar
a.       Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu.
b.      Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar .
c.       Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
d.      Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

3.      Manfaat Pembuatan Bahan Ajar
a.       Manfaat bagi Pendidik
1)      Pendidik akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2)      Bahan ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan pangkat.
3)      Menambah penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan.
  
b.      Manfaat bagi Peserta Didik
1)      Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2)      Peserta didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secaara mandiri dengan bimbingan pendidik.
3)      Peserta didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

D.      Unsur-unsur Bahan Ajar yang Perlu Dipahami
Setidaakmnya ada enam komponen yang harus kita ketahui berkaitan dengan unsur-unsur tersebut, sebagaimana diuraikan dalam penjelasan berikut:
1.      Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik. Di dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut.
2.      Komponen yang akan dicapai
Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.
3.      Informasi Pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh.
4.      Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar.
5.      Petunjuk Kerja atau Lembar Kerja.
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa lembar kertas yang berisi sejumlah langkah procedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya.
6.      Evaluasi
Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. sebab, dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran.

E.       “Sumber Belajar dan Bahan Ajar” Tampak Sama tetapi Berbeda
Sebagaimana telah kita pahami bersama, sumber belajar adalah segala sesuatu (benda, data, fakta, ide, orang dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan proses belajar. Sedangkan bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis, dan digunakan dalam proses pembelajaran.
Setidaknya ada tiga perbedaan utama antara sumber belaajar dan bahan ajar.
Pertama, sumber belajar adalah bahan mentah untuk penyusunan bahan ajar. Jadi untuk bisa disajikan kepada peserta didik, sumber belajar harus diolah terlebih dahulu. sedangkan bahan ajar adalah bahan jadi yang merupakan hasil ramuan dari bahan-bahan yang diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap disajikan kepada peserta didik.
Kedua, sumber belajar adalah segala bahan yang baru memiliki kemungkinan untuk dijadikan bahan ajar, sehingga ia masih berada pada tingkatan mempunyai potensi mampu menimbulkan proses belajar. Sedangkan bahan ajar adalah bahan yang sudah secara actual dirancang secara sadar dan sistematis untuk pencapaian kompetensi peserta didik secara utuh dalam kegiatan pembelajaran.
Ketiga, semua buku atau program audio, video, dan computer yang berisi materi pelajaran “yang dengan sengaja dirancang secara sistematis, walaupun dijual dipasaran bebas, maka bahan-bahan tersebut dinamakan bahan ajar, sementara jika tidak dengan sengaja dirancang secara sistematis, maka kita tidak bisa menyebutnya sebagai bahan ajar. Walaupun bahan-bahan tersebut mengandung materi pelajaran.


MENGENAL BENTUK-BENTUK SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR

A.      Sumber Belajar
1.      Pengelompokan sumber belajar berdasar tujuan pembuatan dan bentuk atau isinya.
a.    Berdasarkan tujuan pembuatannya, AECT (association of Educational Communication and Technology) membagi sumber belajar menjadi dua kelompok, yatu :
a)    Resources by Design (Sumber Belajar yang Dirancang)
Resources by design merupakan sumber belajar yang secara sengaja direncanakan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya buku paket, LKS, modul, petunjuk praktikum, dan lain sebagainya.
b)   Resources by Utilization (Sumber Belajar yang Dimanfaatkan)
Resources by utilization merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar. Contohnya pasar, museum, kebun binatang, masjid, lapangan, dan lain sebagainya.
b.    Berdasarkan Bentuk atau Isinya :
a)    Tempat atau lingkungan alam sekitar di sini adalah di mana saja seseorang bisa melakukan proses belajar atau perubahan tingkah laku, maka tempat tersebut dapat dikelompokkan sebagai tempat belajar atau perubahan tingkah laku, maka tempat tersebut dapat dikelompokkan sebagai tempat belajar. Contohnya perpustakaan, museum, sungai, pasar, gunung, kolam ikan dan lain sebagainya.
b)   Benda, adalah segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik. Maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Contohnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c)    Orang, adalah siapa saja yang memiliki keahlian dan kemampuan tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu. Contohnya guru, ahli geologi, politisi dan sebagainya.
d)   Buku, adalah segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik. Contohnya, buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia IPS dan lain sebagainya.
e)    Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi contohnya, peristiwa kerusuhan dan peristiwa bencana.
2.      Pengelompokan sumber belajar berdasarkan jenisnya.
Sementara itu, pendapat lain (Sudjana dan Rivai, 1989:79-80; Yusuf, 2010:250-251) membedakan sumber belajar menjadi enam jenis.
a.    Pesan (message), yakni semua informasi yang diteruskan oleh sumber lain dalam bentuk ide, data, fakta, arti, kata, dan lain-lain. Contohnya, bidang kurikulum, isi buku, isi program slide, serta informasi dalam media elektronik (CD ROM, DVD, flash disk, computer dan internet).
b.    Manusia (people), yakni orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji atau penyalur informasi. Contohnya dosen atau guru, pustakawan, instruktur, pemuka masyarakat, dan lain sebagainya.
c.    Bahan, (material) atau sering disebut perangkat lunak (software), yakni sesuatu yang mengandung pesan untuk disajikan melalui pemakaian alat. Contohnya film bingkai, buku dan majalah.
d.   Peralatan (device) atau sering disebut sebagai perangkat keras (hardware), yakni segala sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan pesan yang terdapat di dalam software. Contohnya berbagai jenis proyektor dan hardware computer.
e.    Teknik atau metode (technique), yakni prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, dan lingkungan guna menyampaikan pesan. contohnya, kuliah, ceramah dan memimpin diskusi.
f.     Lingkungan (setting), yakni situasi orang yang menerima pesan, bisa lingkunagn fisik (gedung, halaman, tata ruang, dan ruang baca) maupun non fisik ( ventilasi udara, penerangan dan suhu ruangan).

B.       Bentuk-bentuk Sumber Belajar
Adapun yang dimaksud dengan bentuk-bentuk sumber belajar tersebut, beberapa di antaranya dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
1.      Buku, yakni lembar kertas yang berjilid, baik berisi tulisan atau kosong. Buku sebagai sumber belajar adalah  buku yang berisi teks tertulis yang mengandung ilmu pengetahuan. Ada berbagai jenis buku, seperti buku ajar, ilmiah, popular, fiksi, non fiksi, novel, komik dan lain sebagainya.
2.      Majalah, yakni terbitan berkala yang isinya mencakup berbagai liputan jurnalistik dan pandangan tentang topic actual yang patut diketahui pembaca. Menurut waktu penerbitannya, majalah dibedakan atas : a) majalah bulanan, b) tengah bulanan, c) minggguan dan sebagainya, sedangkan menurut sepesialisasi isinya, majalah dibedakan atas : a) majalah berita, b) wanita, c) olahraga, d) sastra, e) ilmu pengetahuan tertentu, dan lain-lain.
3.      Brosur, yakni bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara sistematis. Misalnya brosur organisasi tau institusi sekolah.
4.      Poster, yakni plakat yang dipasang di tempat umum, biasanya berupa pengumuman atau iklan.
5.      Ensiklopedia, yakni buku (serangkaian buku) yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yangh disusun menurut abjad atau lingkungan ilmu. Contohnya ensiklopedi al quran, ensikmlopedi hewan, flora dan lain-lain.
6.      Film, yakni selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negative (yang akan dibuat potret) atau tempat gambar postat (yang akan dimainkan dalam bioskop). Ada beragam bentuk film, seperti film kartun, documenter, seri dan lain-lain.
7.      Model, yakni barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru. Contohnya model manusia, sepeda motor, pesawat terbang, dan lain-lain.
8.      Transparansi, yakni barang (plastic dan sejenisnya) yang tembus cahaya, dipakai untuk menayangkan tulisan atau gambar pada layar proyektor.
9.      Studio, yakni ruang tempat bekerja (bagi pelukis, tukang poto dan lain-lain) atau ruang yang dipakai untuk menyiarkan acara radio atau televise.
10.  Wawancara, yakni Tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Contohnya wawancara terbuka, tertutup, terstruktur, individual, kelompok dan lain-lain.
11.  Permainan, yakni sesuatu yang digunakan untuk bermain, barang atau sesuatu yang dipermainkan, misalnya bulu tangkis, sepak bola dan lain-lain.

C.      Bahan Ajar
Bahan ajar dibedakan sebagai berikut: berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya.
1.      Bahan ajar menurut bentuknya dibedakan :
a)      Bahan cetak (prented), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (kemp dan Dayton, 1985). Contohnya, handout, buku, modul, LKS, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar dan model atau maket.
b)      Bahan ajar dengar, yakni semua system yang menggunakan sinyal  radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio, piringan hitam  dan compact disk audio.
c)      Bahan ajar pandang dengar (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari dua atau lebih  media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan suaatu perintah. Contohnya, compact disk interactive.
2.      Bahan ajar menurut cara kerjanya dibedakan:
a)      Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya. Contohnya, foto, diagram, display, model dan lian-lain.
b)      Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan oleh peserta didik. Contohnya, slide, filmstrips, overhead transparencies dan proyeksi computer.
c)      Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam  dalam suatu media rekam, untuk menggunakannya kita harus memerlukan player atau media rekam tersebut. Seperti tipe compo, CD player, multi media player, dan lain-lain. Contohnya, kaset, CD, flash disk dan lain-lain.
d)     Bahan ajar video,  yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar, biasanya berbentuk video tape player, VCD player, DVD player dan lain-lain. Contohnya, video, film dan lain-lain.
e)      Bahan ajar (media) computer. Yakni berbagai jenis bahan ajar mencetak yang membutuhkan computer yang menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya computer mediated instruction dan computer based multimedia atau hypermedia.
3.      Bahan ajar menurut sifatnya, dibedakan :
a)      Bahan ajar yang berbasiskan cetak. Misalnya, buku, pamflet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta charts, foto bahan dari majalah serta koran dan lain-lain.
b)      Bahan ajar yang berbasiskan teknologi. Misalnya, audio cassette, siaran radio, slide, filmstrips, film, video cassette, siaran televise, video interactive, computer based tutorial dan multimedia.
c)      Bahan ajar yang digunakan untuk praktek atau proyek. Misalnnya, kit sains, lembar observasi, lembar wawancara dan lai-lain.
d)     Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interkasi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya telephone, hand phone, video conferencing dan lain-lain.

D.      Memahami Isi Bahan Ajar
Bahan ajar mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam. Yaitu :
1.    Pengetahuan.
Pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Namun terkadang klita sulit memberikan pengertian pada keempat materi pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan perbedaan di antara keempat unsure tersebut pada table berikut :

NO
JENIS
PENGERTIAN
CONTOH
1
Fakta
Segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambing, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda dan sebagainya.
-          RI merdeka pada tanggal 17 agustus 1945.
-          Seminggu ada tujuh hari.
-          Ibu kota Negara RI adalah Jakarta.
-          Ujung pandang terletak di Sulawesi selatan
2
Konsep
Segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi; definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti, dan sebagainya.
Hukum ialah peratuaran yang harus dipatuhi, dan jika dilanggar, pelakunya akan dikenai sanksi berupa denda atau pidana.
3
prinsip
Hal-hal utama, pokok dan memilki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigm, teorima, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Maka dari itu, jika membuat selokan pembuangan air harus menurun, tidak boleh datar atau naik.
4
prosedur
Langklah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu system.
Langkah-langkah membuat bahan ajar antara lain meliputi hal-hal berikut. Langkah pertama, menyusun analisis kebutuhan bahan ajar yang di dalamnya terdiri atas analisis, kurikulum, sumber belajar, serta memilih dan menentukan bahan ajar. Langkah kedua, membuat peta bahan ajar. Langkah terakhir, membuat bahan ajar sesuai dengan setrukturnya.

2.    Keterampilan
Keterampilan adalah materi atau bahan pembelajaran yang berhubungan dengan, antara lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja.
Ditinjau dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan itu sendiri perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, dengan memperhatikan aspek bakat, minat dan harapan peserta didik tersebut.
Tujuannya, agar mereka mampu mencapai penguasaan keterampilan  bekerja (prevocational skill) yang secara integral ditunjang oleh keterampilan hidup (life skill).
3.    Sikap atau Nilai
Bahan ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan untuk pembelajaran yang berkenaan dengan sikap ilmiah, antara lain :
a.    Nilai-nilai kebersamaan, yakni mampu bekerja berkelompok dengan orang lain yang berbeda suku, agama, dan strata social.
b.    Nilai kejujuran, yakni mampu jujur dalam melaksanakan observasi  atau eksperimen, serta tidak memanipulasi  data hasil pengamatannya.
c.    Nilai kasih sayang, yakni tidak membedakan orang lain yang mempunyai karakter dan kemampuan social ekonomi yang berbeda. Karena semua sama-sama makhluk Tuhan.
d.   Nilai tolong-menolong, yakni mau membantu orang lain yang membutuhkan tanpa meminta dan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
e.    Nilai semangat dan minat belajar, yakni mempunyai semangat, minat dan rasa ingin tahu.
f.     Nilai semangat bekerja, yakni mempunyai rasa untuk bekerja keras dan belajar dengan giat.
g.    Bersedia menerima pendapat orang lain dengan bersikap legowo, tidak alergi terhadap kritik, serta menyadari kesalahannya sehingga saran dari orang lain dapat diterima dengan hati terbuka dan tidak merasa sakit hati.

Dari penjelasan yang telah diuraikan secara panjang lebar tersebut, kita tinggal memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada tersebut dan membuat bahan ajar secara inovatif. Tentunya juga harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Dengan demikian pembelajaran bisa lebih menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan. Sehingga peserta didik bisa melalui proses pembelajaran secara maksimal, dan tidak ada lagi alasan bagi peserta didik untuk meninggalkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung. bahkan mereka mungkin menjadi ketagihan dan senantiasa menanti-natikan momen kegiatan pembelajaran bersama kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas Kunjungannya.Jazakumullahu Khoirol Jaza'.