SAATNYA MEMBUAT BAHAN AJAR INOVATIF
A. Dari Bahan Ajar Konvensional Ke Bahan Ajar Inovatif
Kapan lagi pendididkan kita akan maju
jika para pendidik sudah mengalami kemiskinan motivasi untuk mengembangkan
diri? Pengembangan diri sangat penting, seperti peningkatan jenjang pendidikan,
ataupun sertifikat profesi pendidik (sebagai tanda atau bukti pendidik
professional). Akan tetapi pengembangan diri mestinya juga merambah hingga pada
ranah non fisik, meliputi cara pandang, paradigma berfikir, sikap, kebiasaan,
profesionalisme, maupun perilaku dalam mengajar.
Dampak dari kemiskinan pengembangan diri
itu adalah banyak pendidik, baik guru maupun dosen, yang tidak mampu
menyelenggarakan pembelajaaran yang menarik dan menyenangkan.
Para pendidik pada umumnya hanya
menyediakan bahan ajar yang monoton, pokoknya yang sudah tersedia dan tinggal
pakai, serta tidak perlu harus bersusah payah membuatnya. Sehingga pada
akhirnya, yang harus menjadi korban adalah peserta didik. Peserta didik akan
merasa bosan mengikuti proses pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien.
Oleh karena itu Para pendidik perlu
membangun kreativitas mereka sendiri agar mampu membuat bahan ajar yang
inovatif. Kita harus dapat berfikir secara positif mengenai potensi diri kita. kemudian
kita ubah persepsi kita tentang halangan dan hambatan menjadi peluang serta
tantangan yang dihadapi dan dilakukan. Ini semua adalah cara yanhg efektif
untuk mengubah diri menjadi pribadi yang berkualitas dan cerdas.
Setelah factor internal dikuasai,
dikendalikan, dan diluruskan, maka factor eksternal akan jauh lebih mudah untuk
dikuasai. Kita hanya perlu mempelajari tentang apa itu bahan ajar, apa saja
unsure-unsurnya, serta bagaaimana strukturnya, cara penyusunannya, dan cara
pengembangannya, maka kita sudah mampu menjadi pendidik yang kreatif membuat
bahan ajar inovatif.
Pertama-tama, yang harus kita pahami adalah
apa itu bahan ajar. Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat
maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Misalnya
buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan
ajar interaktif, dan sebagainya.
Dan pengertian-pengertian tersebut,
setidaknya kita sekarang tahu bahwa jika buku atau program audio, video serta
computer berisi materi pelajaran yang “dengan sengaja” dirancang secara
sistematis, walaupun dijual dipasaran bebas, maka bahan-bahan ini dapat
dinamakan bahan ajar. Namun jika tidak dirancang secara sistematis, maka kita tidak
bias menyebutnya sebagai bahan ajar, walaupun bahan-bahan ini mengandung materi
pelajaran. Itulah letak perbedaan antara materi bahan ajar dan yang bukan bahan ajar.
Mutu pembelajaran menjadi rendah ketika
pendidik hanya terpaku pada bahan-bahan ajar yang konvensional tanpa ada
kreatifitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut secara inovatif.
Namun berbeda halnya jika kita mempunyai
keberanian untuk melepaskan diri dari belenggu kemalasan dan mendobrak
kebiasaan buruk itu dengan berupaya secara kreatif menciptakan bahan ajar
sendiri, yang lebih menarik, lebih variatif, dan sesuai dngan konteks social
budaya peserta didik, maka hal ini akan menjadi upaya yang inovatif dan sangat
baik. Dan ini pulalah yang menjadi salah satu langkah penting untuk bisa
memajukan kualitas pendidikan kita.
B. Potensi Sumber Belajar yang Melimpah
Sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik
informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis. Dari penggalan
definisi tersebut, tersirat sebuah maksud bahwa bahan ajar disusun menggunakan
bahan – bahan dari berbagai sumber seperti buku, orang (pendidik atau nara
sumber), pesan, lingkungan, dan lain sebagainya. Jadi untuk menyusun sebuah
bahan ajar, dibutuhkan adanya sumber bahan ajar, atau istilah yang lebih akrab
dipendengaran kita yaitu sumber belajar.
Sumber
belajar memiliki peran yang amat penting dalam hubungannnya dengan penyusunan
bahan ajar. Dari sumber belajarlah, kita dapat memperoleh berbagai macam
kebutuhan bahan ajar. Untuk memahami mengenai unsur-unsur yang bisa menjadi
sumber belajar, paling tidak kita harus terlebih dahulu memahami maksud dari
sumber belajar itu sendiri.
Sumber
belajar pada dasarnya adalah segala sesuatu yang (bisa berupa benda, data,
fakta, ide, orang dan lain sebagainya yang bisa menimbulkan proses belajar.
Adapun contoh sumber belajar ini antara lain buku paket, modul, LKS, realita
(benda nyata yang digunakan sebagai sumber belajar), model, maket, bank, museum,
kebun binatang, pasar dan sebagainya.
Dengan
demikian, dapat pula kita pahami bahwa sumber belajar itu sebetulnya sangat
melimpah di sekeliling kita. Kita bisa memungut dan mengolahnyya kapan saja.
Kita juga bisa mendapatkannya di mana saja. Di sini, tinggal bagaimanaa kemauan
dan kemampuan kita – para pendidik – untuk memanfaatkan dan mengolahnya menjadi
sebuah bahan ajar yang menarik dan inovatif. Kita bisa dengan mudah menelusuri,
mencari dan mendapatkan sumber belajar yang kita butuhkan. Dan, pada umumnya
yang menjadi pusat sumber belajar selama ini adalah perpustakaan.
C. Pentingnya Pembuatan Bahan Ajar
Pada
bagian ini saya perlu menjelaskan tentang fungsi, tujuan, dan kegunaan
pembuatan bahan ajar. Melalui penjelasan ketiga hal ini, saya berharap dapat
membuka mata hati dan pikiran kita semua bahwa pembuatan bahan ajar yang
menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntutan bagi
setiap pendidik. Hal ini mengingat pekerjaan membuat bahan ajar memiliki
kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
1. Fungsi
pembuatan bahan ajar
a. Bagi
Pendidik
1) Menghemat
waktu pendidik dalam mengajar.
2) Mengubah
peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator.
3) Meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
4) Sebagai
pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran.
5) Sebagai
alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
b. Fungsi
Bagi Peserta Didik
1) Peserta
didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau peserta didik lainnya.
2) Peserta
didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja.
3) Peserta
didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing.
4) Peserta
didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
5) Membantu
peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri.
6) Sebagai
pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari atau dikuasainya.
c. Fungsi
bagi Strategi Pembelajaran yang Digunakan
1) Pembelajaran
Klasikal
a) Sebagai
satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran.
b) Sebagai
bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2) Pembelajaran
Individual
a) Sebagai
media utama dalam proses pembelajaran.
b) Sebagai
alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi peserta didik dalam
memperoleh informasi.
c) Sebagai
penunjang media pembelajaran individual lainnya.
3) Pembelajaran
Kelompok
a) Sebagai
bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok.
b) Sebagai
bahan pendukung bahan ajar utaama, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
2. Tujuan
pembuatan bahan ajar
a. Membantu
peserta didik dalam mempelajari sesuatu.
b. Menyediakan
berbagai jenis pilihan bahan ajar .
c. Memudahkan
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
d. Agar
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
3. Manfaat
Pembuatan Bahan Ajar
a. Manfaat
bagi Pendidik
1) Pendidik
akan memiliki bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2) Bahan
ajar dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit
pendidik guna keperluan kenaikan pangkat.
3) Menambah
penghasilan bagi pendidik jika hasil karyanya diterbitkan.
b. Manfaat
bagi Peserta Didik
1) Kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik.
2) Peserta
didik lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secaara mandiri dengan
bimbingan pendidik.
3) Peserta
didik mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
D. Unsur-unsur Bahan Ajar yang Perlu Dipahami
Setidaakmnya
ada enam komponen yang harus kita ketahui berkaitan dengan unsur-unsur tersebut,
sebagaimana diuraikan dalam penjelasan berikut:
1. Petunjuk
belajar
Komponen pertama ini
meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik. Di dalamnya dijelaskan
tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik
dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam
bahan ajar tersebut.
2. Komponen
yang akan dicapai
Maksud komponen kedua
ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.
3. Informasi
Pendukung
Informasi pendukung
merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar,
sehingga peserta didik akan semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan
mereka peroleh.
4. Latihan-latihan
Komponen keempat ini
merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan mereka setelah mempelajari bahan ajar.
5. Petunjuk
Kerja atau Lembar Kerja.
Petunjuk kerja atau
lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa lembar kertas yang berisi
sejumlah langkah procedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu
yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain
sebagainya.
6. Evaluasi
Komponen terakhir ini
merupakan salah satu bagian dari proses penilaian. sebab, dalam komponen
evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk
mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai
setelah mengikuti proses pembelajaran.
E. “Sumber Belajar dan Bahan Ajar” Tampak Sama tetapi
Berbeda
Sebagaimana
telah kita pahami bersama, sumber belajar adalah segala sesuatu (benda, data,
fakta, ide, orang dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan proses belajar.
Sedangkan bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks)
yang disusun secara sistematis, dan digunakan dalam proses pembelajaran.
Setidaknya
ada tiga perbedaan utama antara sumber belaajar dan bahan ajar.
Pertama,
sumber
belajar adalah bahan mentah untuk penyusunan bahan ajar. Jadi untuk bisa
disajikan kepada peserta didik, sumber belajar harus diolah terlebih dahulu.
sedangkan bahan ajar adalah bahan jadi yang merupakan hasil ramuan dari
bahan-bahan yang diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap disajikan
kepada peserta didik.
Kedua,
sumber
belajar adalah segala bahan yang baru memiliki kemungkinan untuk dijadikan
bahan ajar, sehingga ia masih berada pada tingkatan mempunyai potensi mampu
menimbulkan proses belajar. Sedangkan bahan ajar adalah bahan yang sudah secara
actual dirancang secara sadar dan sistematis untuk pencapaian kompetensi
peserta didik secara utuh dalam kegiatan pembelajaran.
Ketiga,
semua
buku atau program audio, video, dan computer yang berisi materi pelajaran “yang
dengan sengaja dirancang secara sistematis, walaupun dijual dipasaran bebas,
maka bahan-bahan tersebut dinamakan bahan ajar, sementara jika tidak dengan
sengaja dirancang secara sistematis, maka kita tidak bisa menyebutnya sebagai
bahan ajar. Walaupun bahan-bahan tersebut mengandung materi pelajaran.
MENGENAL
BENTUK-BENTUK SUMBER BELAJAR DAN BAHAN AJAR
A. Sumber Belajar
1. Pengelompokan
sumber belajar berdasar tujuan pembuatan dan bentuk atau isinya.
a. Berdasarkan
tujuan pembuatannya, AECT (association of Educational Communication and
Technology) membagi sumber belajar menjadi dua kelompok, yatu :
a) Resources
by Design (Sumber Belajar yang Dirancang)
Resources
by design merupakan sumber belajar yang secara sengaja direncanakan untuk
keperluan pembelajaran. Contohnya buku paket, LKS, modul, petunjuk praktikum,
dan lain sebagainya.
b) Resources
by Utilization (Sumber Belajar yang Dimanfaatkan)
Resources
by utilization merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan belajar. Contohnya pasar, museum, kebun binatang,
masjid, lapangan, dan lain sebagainya.
b. Berdasarkan
Bentuk atau Isinya :
a) Tempat
atau lingkungan alam sekitar di sini adalah di mana saja seseorang bisa
melakukan proses belajar atau perubahan tingkah laku, maka tempat tersebut
dapat dikelompokkan sebagai tempat belajar atau perubahan tingkah laku, maka
tempat tersebut dapat dikelompokkan sebagai tempat belajar. Contohnya
perpustakaan, museum, sungai, pasar, gunung, kolam ikan dan lain sebagainya.
b) Benda,
adalah segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi
peserta didik. Maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar.
Contohnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c) Orang,
adalah siapa saja yang memiliki keahlian dan kemampuan tertentu di mana peserta
didik dapat belajar sesuatu. Contohnya guru, ahli geologi, politisi dan
sebagainya.
d) Buku,
adalah segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik.
Contohnya, buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia IPS dan lain
sebagainya.
e) Peristiwa
dan fakta yang sedang terjadi contohnya, peristiwa kerusuhan dan peristiwa bencana.
2. Pengelompokan
sumber belajar berdasarkan jenisnya.
Sementara
itu, pendapat lain (Sudjana dan Rivai, 1989:79-80; Yusuf, 2010:250-251)
membedakan sumber belajar menjadi enam jenis.
a. Pesan
(message), yakni semua informasi yang diteruskan oleh sumber lain dalam bentuk
ide, data, fakta, arti, kata, dan lain-lain. Contohnya, bidang kurikulum, isi
buku, isi program slide, serta informasi dalam media elektronik (CD ROM, DVD,
flash disk, computer dan internet).
b. Manusia
(people), yakni orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji
atau penyalur informasi. Contohnya dosen atau guru, pustakawan, instruktur,
pemuka masyarakat, dan lain sebagainya.
c. Bahan,
(material) atau sering disebut perangkat lunak (software), yakni sesuatu yang
mengandung pesan untuk disajikan melalui pemakaian alat. Contohnya film
bingkai, buku dan majalah.
d. Peralatan
(device) atau sering disebut sebagai perangkat keras (hardware), yakni segala
sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan pesan yang terdapat di dalam software.
Contohnya berbagai jenis proyektor dan hardware computer.
e. Teknik
atau metode (technique), yakni prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk
menggunakan bahan, peralatan, dan lingkungan guna menyampaikan pesan.
contohnya, kuliah, ceramah dan memimpin diskusi.
f. Lingkungan
(setting), yakni situasi orang yang menerima pesan, bisa lingkunagn fisik
(gedung, halaman, tata ruang, dan ruang baca) maupun non fisik ( ventilasi
udara, penerangan dan suhu ruangan).
B. Bentuk-bentuk Sumber Belajar
Adapun
yang dimaksud dengan bentuk-bentuk sumber belajar tersebut, beberapa di antaranya
dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
1. Buku,
yakni lembar kertas yang berjilid, baik berisi tulisan atau kosong. Buku sebagai
sumber belajar adalah buku yang berisi
teks tertulis yang mengandung ilmu pengetahuan. Ada berbagai jenis buku,
seperti buku ajar, ilmiah, popular, fiksi, non fiksi, novel, komik dan lain
sebagainya.
2. Majalah,
yakni terbitan berkala yang isinya mencakup berbagai liputan jurnalistik dan
pandangan tentang topic actual yang patut diketahui pembaca. Menurut waktu
penerbitannya, majalah dibedakan atas : a) majalah bulanan, b) tengah bulanan,
c) minggguan dan sebagainya, sedangkan menurut sepesialisasi isinya, majalah
dibedakan atas : a) majalah berita, b) wanita, c) olahraga, d) sastra, e) ilmu
pengetahuan tertentu, dan lain-lain.
3. Brosur,
yakni bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara
sistematis. Misalnya brosur organisasi tau institusi sekolah.
4. Poster,
yakni plakat yang dipasang di tempat umum, biasanya berupa pengumuman atau
iklan.
5. Ensiklopedia,
yakni buku (serangkaian buku) yang menghimpun keterangan atau uraian tentang
berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yangh disusun menurut abjad
atau lingkungan ilmu. Contohnya ensiklopedi al quran, ensikmlopedi hewan, flora
dan lain-lain.
6. Film,
yakni selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negative (yang
akan dibuat potret) atau tempat gambar postat (yang akan dimainkan dalam
bioskop). Ada beragam bentuk film, seperti film kartun, documenter, seri dan
lain-lain.
7. Model,
yakni barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti yang ditiru.
Contohnya model manusia, sepeda motor, pesawat terbang, dan lain-lain.
8. Transparansi,
yakni barang (plastic dan sejenisnya) yang tembus cahaya, dipakai untuk
menayangkan tulisan atau gambar pada layar proyektor.
9. Studio,
yakni ruang tempat bekerja (bagi pelukis, tukang poto dan lain-lain) atau ruang
yang dipakai untuk menyiarkan acara radio atau televise.
10. Wawancara,
yakni Tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan
atau pendapatnya mengenai suatu hal. Contohnya wawancara terbuka, tertutup,
terstruktur, individual, kelompok dan lain-lain.
11. Permainan,
yakni sesuatu yang digunakan untuk bermain, barang atau sesuatu yang
dipermainkan, misalnya bulu tangkis, sepak bola dan lain-lain.
C. Bahan Ajar
Bahan
ajar dibedakan sebagai berikut: berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan
sifatnya.
1. Bahan
ajar menurut bentuknya dibedakan :
a) Bahan
cetak (prented), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (kemp dan
Dayton, 1985). Contohnya, handout, buku, modul, LKS, brosur, leaflet,
wallchart, foto atau gambar dan model atau maket.
b) Bahan
ajar dengar, yakni semua system yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan
atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio,
piringan hitam dan compact disk audio.
c) Bahan
ajar pandang dengar (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari dua
atau lebih media (audio, teks, grafik,
gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk
mengendalikan suaatu perintah. Contohnya, compact disk interactive.
2. Bahan
ajar menurut cara kerjanya dibedakan:
a) Bahan
ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan perangkat
proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya. Contohnya, foto, diagram, display,
model dan lian-lain.
b) Bahan
ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa
dimanfaatkan oleh peserta didik. Contohnya, slide, filmstrips, overhead
transparencies dan proyeksi computer.
c) Bahan
ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam, untuk menggunakannya
kita harus memerlukan player atau media rekam tersebut. Seperti tipe compo, CD
player, multi media player, dan lain-lain. Contohnya, kaset, CD, flash disk dan
lain-lain.
d) Bahan
ajar video, yakni bahan ajar yang
memerlukan alat pemutar, biasanya berbentuk video tape player, VCD player, DVD
player dan lain-lain. Contohnya, video, film dan lain-lain.
e) Bahan
ajar (media) computer. Yakni berbagai jenis bahan ajar mencetak yang
membutuhkan computer yang menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya computer
mediated instruction dan computer based multimedia atau hypermedia.
3. Bahan
ajar menurut sifatnya, dibedakan :
a) Bahan
ajar yang berbasiskan cetak. Misalnya, buku, pamflet, panduan belajar siswa,
bahan tutorial, buku kerja siswa, peta charts, foto bahan dari majalah serta
koran dan lain-lain.
b) Bahan
ajar yang berbasiskan teknologi. Misalnya, audio cassette, siaran radio, slide,
filmstrips, film, video cassette, siaran televise, video interactive, computer
based tutorial dan multimedia.
c) Bahan
ajar yang digunakan untuk praktek atau proyek. Misalnnya, kit sains, lembar
observasi, lembar wawancara dan lai-lain.
d) Bahan
ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interkasi manusia (terutama untuk
keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya telephone, hand phone, video
conferencing dan lain-lain.
D. Memahami Isi Bahan Ajar
Bahan ajar
mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam. Yaitu :
1. Pengetahuan.
Pengetahuan
meliputi fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Namun terkadang klita sulit
memberikan pengertian pada keempat materi pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu,
perhatikan perbedaan di antara keempat unsure tersebut pada table berikut :
NO
|
JENIS
|
PENGERTIAN
|
CONTOH
|
1
|
Fakta
|
Segala hal yang berwujud kenyataan dan
kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambing, nama tempat,
nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda dan sebagainya.
|
-
RI merdeka
pada tanggal 17 agustus 1945.
-
Seminggu ada
tujuh hari.
-
Ibu kota
Negara RI adalah Jakarta.
-
Ujung pandang
terletak di Sulawesi selatan
|
2
|
Konsep
|
Segala hal yang berwujud pengertian-pengertian
baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi; definisi,
pengertian, ciri khusus, hakikat, inti, dan sebagainya.
|
Hukum ialah peratuaran yang harus dipatuhi, dan
jika dilanggar, pelakunya akan dikenai sanksi berupa denda atau pidana.
|
3
|
prinsip
|
Hal-hal utama, pokok dan memilki
posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigm,
teorima, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab
akibat.
|
Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke
tempat yang lebih rendah. Maka dari itu, jika membuat selokan pembuangan air
harus menurun, tidak boleh datar atau naik.
|
4
|
prosedur
|
Langklah-langkah sistematis atau
berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu system.
|
Langkah-langkah membuat bahan ajar antara lain
meliputi hal-hal berikut. Langkah pertama, menyusun analisis kebutuhan bahan
ajar yang di dalamnya terdiri atas analisis, kurikulum, sumber belajar, serta
memilih dan menentukan bahan ajar. Langkah kedua, membuat peta bahan ajar.
Langkah terakhir, membuat bahan ajar sesuai dengan setrukturnya.
|
2. Keterampilan
Keterampilan
adalah materi atau bahan pembelajaran yang berhubungan dengan, antara lain
kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan,
dan teknik kerja.
Ditinjau
dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan dapat dibedakan menjadi
gerak awal, semi rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan itu sendiri perlu
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, dengan memperhatikan aspek bakat,
minat dan harapan peserta didik tersebut.
Tujuannya,
agar mereka mampu mencapai penguasaan keterampilan bekerja (prevocational skill) yang secara
integral ditunjang oleh keterampilan hidup (life skill).
3. Sikap
atau Nilai
Bahan
ajar jenis sikap atau nilai adalah bahan untuk pembelajaran yang berkenaan
dengan sikap ilmiah, antara lain :
a. Nilai-nilai
kebersamaan, yakni mampu bekerja berkelompok dengan orang lain yang berbeda
suku, agama, dan strata social.
b. Nilai
kejujuran, yakni mampu jujur dalam melaksanakan observasi atau eksperimen, serta tidak
memanipulasi data hasil pengamatannya.
c. Nilai
kasih sayang, yakni tidak membedakan orang lain yang mempunyai karakter dan
kemampuan social ekonomi yang berbeda. Karena semua sama-sama makhluk Tuhan.
d. Nilai
tolong-menolong, yakni mau membantu orang lain yang membutuhkan tanpa meminta dan
tanpa mengharapkan imbalan apapun.
e. Nilai
semangat dan minat belajar, yakni mempunyai semangat, minat dan rasa ingin
tahu.
f. Nilai
semangat bekerja, yakni mempunyai rasa untuk bekerja keras dan belajar dengan
giat.
g. Bersedia
menerima pendapat orang lain dengan bersikap legowo, tidak alergi
terhadap kritik, serta menyadari kesalahannya sehingga saran dari orang lain
dapat diterima dengan hati terbuka dan tidak merasa sakit hati.
Dari
penjelasan yang telah diuraikan secara panjang lebar tersebut, kita tinggal
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada tersebut dan membuat bahan ajar
secara inovatif. Tentunya juga harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Dengan
demikian pembelajaran bisa lebih menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan.
Sehingga peserta didik bisa melalui proses pembelajaran secara maksimal, dan
tidak ada lagi alasan bagi peserta didik untuk meninggalkan proses pembelajaran
yang tengah berlangsung. bahkan mereka mungkin menjadi ketagihan dan senantiasa
menanti-natikan momen kegiatan pembelajaran bersama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas Kunjungannya.Jazakumullahu Khoirol Jaza'.